Sabtu, 30 Juli 2011

PADAMU TERDAPAT KENIKMATAN YANG BERLIMPAH

(By: Dr. Aidh al-Qarni)

Saudariku....
Sesungguhnya sesudah kesulitan ini ada kemudahan, setelah cucuran airmata akan terbit sebuah senyuman, dan setelah malam ada siang. Atas izin Allah, awan kesedihan akan sirna, pekatnya alam akan tersingkap, segala bencana pasti berakhir, dan setiap masalah akan teratasi.

Ketahuilah, sesungguhnya engkau akan selalu mendapat balasan terbaik dari-Nya. Bila engkau seorang ibu yang senantiasa mendidik anak-anakmu dengan baik dan benar, mereka kelak akan menjadi para pejuang, pembela, dan penegak agama Islam. Mereka juga akan selalu berdoa untukmu dalam sujud dan ibadah-ibadah malam mereka.  Adalah suatu kenikmatan yang luar biasa bila engkau menjadi seorang ibu yang penuh kasih sayang dan kelembutan. Engkau pun harus bangga dan tersanjung, bahwa ibu nabi Muhammad s.a.w. adalah sosok wanita yang berhasil menghadiahkan seorang pemimpin agung dan rasul yang mulia kepada segenap umat manusia.

Sesungguhnya engkau pun bisa menjadi seorang wanita bisa menjadi seorang penyeru kepada jalan Allah bagi wanita-wanita lain sesamamu. Yakni, dengan perkataan yang sopan, pelajaran yang baik, pernyataan yang tegas lagi benar, pembantahan secara baik-baik, dialog secara santun, akhlak yang mulia dan tingkah laku yang terpuji. Sesungguhnya dakwah seorang wanita dengan akhlak mulia dan amal-amal salehnya itu lebih efektif dari dakwah para orator dan guru. Berapa banyak wanita yang selalu tetap dikenang karena keteguhan agamanya, kesuciannya, hijabnya akhlak yang baik, kebaikan dalam bertetangga, dan ketaatannya pada suami. Bahkan, berapa banyak wanita yang keharuman kisah hidupnya terus dikenang, menjadi bahan nasihat dimajelis-majelis taklim dan panutan yang selalu ingin ditiru kaumnya.

Optimislah meskipun engkau berada di tengah-tengah badai yang menerjang!


Jumat, 29 Juli 2011

KIAT-KIAT MENJADI WIRAUSAHAWAN HANDAL

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
      Istilah:
            - Wiraswasta?
            - Wirausaha
            Padanan Kata entrepreneur
      Wira : Utama, Gagah, Luhur, Berani, Teladan, Pejuang
      Swa : Sendiri
      Swasta : Berdiri di atas kaki sendiri di atas kemampuan sendiri.
Pengertian Wirausaha
      Wirausaha adalah orang yang memiliki sifat kewirausahaan, keberanian mengambil resiko, keutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.
Motivasi berwirausaha  
      Keinginan adanya tantangan
      Kesempatan untuk mencapai tujuan tertentu
      Keinginan untuk memuaskan kebutuha emosi, psikologis, dan kebutuhan uang.
Semangat Kewirausahaan yang perlu dimasyarakatkan
      Kemauan kuat untuk berkarya dengan semangat mandiri
      Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil resiko
      Kreatif dan inovatif
      Tekun, teliti dan produktif
      Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat. 
8 Macam sebagai syarat pokok wirausaha sebagai kualifikasi dasar pengusaha yang baik dan handal
      Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan.
      Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu dimanfaatkannya
      Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efisien.
      Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak yag besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para pembeli/pelanggan (=memiliki salesmanship)
      Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin
      Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya serta lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
      Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
      Berusaha mengenail dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
Kualifikasi Wirausaha yang Tangguh dan Unggul
A. Ciri dan cara wirausaha Tangguh
Ø   Berpikir dan bertindak strategis serta adatif terhadap perubahan
v   Dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah
      Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
      Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern
      Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja, pemupukan modal.
B. Ciri dan cara wirausaha Unggul
      Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya
      Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat.
      Antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan
      Kreatif , mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktifitas dan efisiensi.
      Selalu meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui investasi baru di berbagai bidang.
Ciri-ciri wirausahawan
      Apakah wirausaha itu bakat atau dapat dipelajari?
      Survei kepada wirausahawan, kapitalis, psikolog dan ilmuwan mengenai ciri wirausahawan yang sukses diperoleh 44 ciri, meskipun seseorang dapat memiliki salah satu sifat yag kuat dan lemah pada beberapa ciri.
Pikirkan bagaimana sifat-sifat berikut berhubungan dengan hidup anda
  1. Tujuan yang berkelanjutan
  2. Ketekunan
  3. Pengetahuan tentang bisnis
  4. Mengatasi kegagalan
  5. Percaya diri
  6. Mengambil resiko adalah biasa
  7. Memecahkan masalah
  8. Inisiatif
  9. Energik
  10. Kemauan untuk berkonsultasi kepada yang ahli
  11. Kesehatan fisik
  12. Kesehatan mental dan emosi
  13. Toleransi terhadap ketidak pastian
  14. Memanfaatkan masukan
  15. Bersaing dengan standart buatan sendiri
  16. Mencari tanggung jawab pribadi
  17. Upaya diri
  18. Kepandaian
  19. Keinginan untuk tidak tergantung
  20. Memanfaatkan imajinasi positif
  21. Mencapai tujuan
  22. Objektif
  23. Berorientasi pada tujuan
  24. Fleksibel
  25. Keinginan untuk mencipta
  26. Keterlibatan jangka panjang
  27. Percaya diri
  28. Komitmen
  29. Inovasi
  30. Gambaran jangka panjang
  31. Pandangan positif
  32. Pengetahuan teknis dan industri
  33. Hubungan antar  manusia
  34. Akses pada sumber keuangan
  35. Hasrat terhadap uang
  36. Kemampuan berfikir
  37. Kemampuan menjual
  38. Kemampuan berkomunikasi
  39. Keberanian
  40. Umur
  41. Latar belakang keluarga
  42. Latar belakang suku
  43. Latar belakang pekerjaan
  44. Latar belakang pendidikan 
  45. Merencanakan Usaha
      Setiap timbul gagasan untuk mendirikan usaha akan selalu timbul pertanyaan: Usaha Apa??????
      Kekeliruan memilih jenis usaha dapat menyebabkan kesulitan atau bahkan kegagalan
      Banyak perusahaan baru terpaksa gulung tikar hanya karena salah memilih jenis usaha
      Banyak pula kegagalan karena telah mengikuti keberhasilan orang lain atau keberhasilan daerah lain
      Padahal, tidak semua jenis usaha cocok bagi seseorang cocok pula bagi orang lain
      Usaha yang menguntungkan dimasa lalu belum tentu menguntungkan pula untuk masa mendatang
      Jenis usaha yang berkembang disuatu daerah belum tentu pula dapat berkembang dengan baik didaerah lain
      Karena itu, perlu dipertimbangkan secara matang jenis usaha yang akan ditekuni.
Jenis Usaha Jasa Komersial
  1. Jenis usaha perdagangan dan distribusi
      Terutama bergerak dalam kegiatan memindahan barang dari produsen kekonsumen atau dari tempat yang surplus persediaannya ketempat yang membutuhkannya
      Jenis usaha ini diantaranya bergerak dibidang pertokoan, warung, rumah makan, peragenan, Penyalur, pedagang perantara, dsb.
      Komisioner dan makelar dapat juga dimasukkan dalam kegiatan perdagangan karena kegiatannya dalam jual beli barang.
2.      Jenis Usaha Produksi/Industri
      Terutama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan bahan/barang menjadi bahan/barang lain yang berbeda bentu dan sifatnya dan mempunyai nilai tambahan
      Kegiatan ini dapat berupa produksi/industri pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan dll.
      Kegiatan dalam bududaya sektor pertanian/perikanan/peternakan/perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk dalam jenis usaha produksi
3.       Jenis Usaha Jasa Komersial
      Bergerak dalam pelayanan atau kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya
      Contoh: asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan, pariwisata dll.
Kecenderungan Umum
Banyak faktor yang mendorong seseorang memilih usaha tertentu
1.      Cenderung ikut-ikutan atau latah
2.      Memilih karena sesuai dengan keterampilannya dengan maksud untuk memanfaatkan keterampilannya
*      Meskipun belum tentu semua itu cocok dan menguntungkan pada masa yang akan datang
*      Meskipun perlu banyak pertimbangan.
ž  Kecenderungan yang sering berhasil adalah dengan menggunakan kesempatan/peluang yang ada.
*      Contoh: Di daerah X ada pabrik pengawet ikan, memerlukan es batu dalam jumlah banyak. Pengawetan sementara ikan yang baru ditangkap. Ada peluang membuka pabrik es didaerah tsb. Karena sebelumnya es didatangkan dari luar daerah.
ž  Mencoba menggali kebutuhan-kebutuhan yang tersembunyi.
*      Contoh: Munculnya perusahaan makanan praktis yang mengandung vitamin untuk bayi.
Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam memilih jenis usahaFaktor keuntungan
1.      Faktor penguasaan teknis
2.      Faktor pemasaran
3.      Faktor bahan baku
4.      Faktor modal
5.      Faktor resiko
6.      Faktor persaingan
7.      Faktor fasilitas dan kemudahan
8.      Faktor manajemen
9.      Faktor lain
Urutan tahap proses pemilihan untuk menyaring jenis usaha
      Tahap I: menghubungi rekan-rekan untuk mendapatkan informasi tentang jenis barang atau jasa yang dibutuhkan dan seberapa banyak yang telah dipenuhi.
*                  Jika belum dipenuhi, bagaimana cara memenuhinya.
*      Usahakan agar mereka mengidentifikasinya secara jelas.
      Tahap II: mencari informasi tentang jenis-jenis barang/jasa yang dibutuhkan tapi belum tersedia dipasar
      Tahap III: Membuat beberapa pilihan jenis usaha yang mungkin dapat dilaksanakan
      Tahap IV: Mengelompokkan pilihan-pilihan jenis usaha tersebut menurut kegiatannya
      Tahap V: Menyingkirkan pilihan-pilihan yang tidak sesuai dengan keinginan tanpa melibatkan perasaan dan mengesampingkan pendapat-pendapat sanak keluarga yang mungkin mengganggu
      Tahap VI: Menyingkirkan jenis-jenis usaha yang tidak menghadapkan problem-problem yang menjanjikan kesempatan-kesempatan dan imbalan-imbalan finansial atau sesuatu yang lain yang ingin diperoleh.
      Tahap VII: Membicarakan kemungkinan-kemungkinan usaha yang direncanakan dengan pihak-pihak lain, seperti pengusaha setempat yang bergerak diberbagai jenis usaha, pejabat pemerintah atau pemuka masyarakat.
      Tahap VIII: Menyeleksi dengan seksama dan cermat semua jenis usaha yang lolos penyaringan dengan menggunakan faktor-faktor pertimbangan diatas, objektif rasional dan sesuai dengan kemampuan yang ada.
Studi kelayakan dapat dilakukan dengan Analisa SWOT
Analisa SWOT:
S: Strenght (Kekuatan) Kekuatan yang dimiliki untuk dapat berhasil dalam menjalankan usaha.
W: Weakness (Kelemahan) Kelemahan yang dimiliki sehingga menjadi masalah dalam mencapai keberhasilan
O: Opportunity (Peluang) Peluang yang diperoleh dengan usaha yang akan dijalankan
T: Threat (Tantang) Tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha yang pilih
Setelah dianalisa semua kriteria diatas anda dapat mengetahui apakah usaha yang dipilh layak dijalankan atau tidak.

Rabu, 27 Juli 2011

HITUNGLAH KARUNIA ALLAH YANG DIANUGERAHKAN KEPADA MU

(Kutipan dari tulisan: Dr. Aidh al-Qarni)

Setiap pagi tiba, ingatlah bahwa pagi itu terasa sangat panjang bagi beribu-ribu orang yang sengsara, sedang engkau berada dalam kenikmatan; pagi itu terasa membosankan bagi beribu-ribu orang yang kelaparan, sedangkan engkau masih bisa merasakan kekenyangan; pagi itu terasa meletihkan bagi beribu-ribu orang yang terpenjara, sedangkan engkau bebas merdeka; pagi itu terasa menegangkan bagi beribu-ribu orang yang tertimpa musibah, sementara engkau bahagia dan aman sentosa.

Pagi itu banyak airmata yang menetes dari pipi seorang wanita, betapa banyak air mata yang menetes dari pipi seorang wanita, berapa banyak pula derita hari seorang ibu, dan berapa banyak jeritan yang menyeruak dari kerongkongan si kecil, sementara engkau masih bisa tersenyum lega. Maka panjatkanlah puji syukur kepada Allah atas kasih sayang, pemeliharaan dan anugerah-Nya yang telah dilimpahkan kepadamu.

Duduklah dengan tenang dan ajaklah bicara dirimu sendiri dengan jujur. Lantas, ambillah kalkulator dan kemudian hitunglah; berapa banyak harta, kekayaan, kenikmatan, dan kemewahan yang engkau miliki! Setelah itu, hitunglah pula anugerahnya-anugerahnya: kecantikan, emas permata, keturunan, tanah, air, udara dan makanan-makanan yang telah engkau nikmati! Maka, berbahagialah engkau dan bersikaplah lemah lembut kepada semua.

Belilah doa orang-orang fakir dan kecintaan orang-orang miskin dengan dermamu!


Selasa, 26 Juli 2011

MENGHARGAI DIRI SENDIRI DAN MENGHARGAI ORANG LAIN

Abraham Maslow, seorang "Bapak" psikologi modern, mengembangkan The Hierarchy of Needs. Ia menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan dengan tingkatan yang berbeda. Kebutuhan pertama adalah fisiologis (makan, minum, seks), kedua adalah rasa aman, ketiga adalah kebutuhan bermasyarakat (dalam bersosialisasi dengan orang lain), keempat adalah penghargaan pada diri sendiri maupun pada orang lain dan yang kelima adalah kebutuhan akan aktualisasi diri (mewujudkan semua yang dicita-citakan).

Seseorang akan memenuhi kebutuhannya mulai dari tingkat pertama, apabila telah terpenuhi maka ia akan melakukan pemenuhan kebutuhan untuk tingkat-tingkat yang berikutnya.

Tetapi seperti yang ditulis oleh Stephen R. Covey dalam buku "First Things First" Maslow merevisi teori The Hierarchy of Needs-nya ia menyatakan bahwa aktualisasi diri bukanlah kebutuhan terakhir yang dibutuhkan manusia, tetapi masih adalah tingkatan yang lebih tinggi yaitu Self  Transcendence. Artinya, hidup itu punya suatu tujuan yang lebih tinggi dari dirinya (living for a purpose higher than self).

Menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain, mana yang harus lebih dulu kita lakukan? Hargai dulu diri sendiri atau orang lain? Jawabannya adalah penghargaan terhadap diri sendiri yang harus kita lakukan. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa kita harus meminta orang lain menghargai diri kita lebih dahulu baru kita menghargai orang lain.

Kita tidak dapat menghargai orang lain sebelum kita menghargai diri kita sendiri. Sebab orang yang tidak menghargai dirinya sendiri maka ia tidak akan tau harga dirinya. Atau dapat juga dikatakan ia tidak mempunyai harga diri (maaf: tidak tau malu). Dengan kata lain apakah bisa diharapkan orang seperti ini dapat menghargai orang lain? Menghargai disini adalah dalam arti positip yang bukan berupa materiil.

Seorang pengusaha memberikan hadiah kepada seorang pejabat dengan tujuan agar pejabat tersebut dapat memberi ijin terhadap usaha yang sedang dijalankannya. Apakah tindakan yang dilakukan oleh pengusaha terhadap sang pejabat sebuah "Penghargaan"? Jawabannya Tidak yang dilakukan sang pengusaha adalah "Memperdaya" sang pejabat dengan mengharusnya untuk melakukan praktek KKN. Penghargaan yang dimaksud disini adalah lebih bersifat mental bukan materiil. Oleh karena ini orang bisa menghargai orang lain adalah orang yang mempunyai sikap mental positip. Sebaliknya apabila orang yang menghargai orang lain dengan materiil berdalih dibalik kata Penghargaan sebenarnya bukan "menghargai" tetapi "memperdaya". Orang seperti ini biasanya memiliki sifat tidak percaya diri, tidak mempunyai harga diri dan memiliki mental negatif. 

Jadi untuk dapat menghargai orang lain terlebih dahulu kita harus dapat menghargai diri kita sendiri, barulah kita dapat menghargai orang lain. Hargai diri anda sendiri dulu baru anda menghargai orang lain dan selanjutnya anda dapat mengharapkan orang lain menghargai diri anda.

"BUKAN KECERDASAN  TETAPI SIKAP ANDALAH YANG AKAN MENGANGKAT ANDA DALAM KEHIDUPAN" (Anonymous)