Betapa kanannya sebuah keyakinan! Betapa kanannya sebuah agama! Ianya tidak bisa dipahami cuma dengan otak kiri yang realistis. Namun perlu dipahami dengan otak kanan yang imajinatif. Nggak percaya....? Lihat saja.
Misalnya, supaya sehat, apa yang diajarkan oleh agama?
* Puasa
* Shalat tahajjud
* Sedekah
* Sekilas, tidak masuk akal, kan?
Maksudnya, akal kiri.
Supaya rezeki bertambah, apa yang diajarkan agama?
* Sedekah
* Sholat Dhuha
* Sholat Tahajjud
* Istighfar
* Zikir
* Tawakal
* Syukur
* Menikah
* Behaji
* Berumroh
* Memperbaiki ibadah
* Benar-benar tidak masuk akal, kan? Sekali lagi, Akal kiri.
Belum lagi hitung-hitungan manfaat ibadah menurut agama:
* 10-1=19 (Manfaat sedekah)
* 1+1=27 (mafaat sholat berjemaah)
* 1x6=355 (manfaat puasa Syawal)
* Dan masih banyak lagi, terutama terkait tempat-tempat dan waktu istimewa.
Yah, tahu sendirilah, atas nama rasionalitas, orang kiri sering berprasangka:
* Bukankah puasa itu bisa menyebabkan sakit?
* Bukankah sholat tahajjud itu mengurangi waktu tidur dan bisa menyebabkan sakit?
* Bukankah sholat Dhuha itu mengurangi waktu produktif?
* Bukankah rezeki itu mengurangi rezeki?
* Bukankah menikah itu mengurangi rezeki?
* Bukankah haji dan umroh itu menghabiskan rejeki?
Padahal salah satu pesan Nabi Muhammad, "Iringilah (pelaksanaan) haji dengan umroh, karena keduanya melenyapkan kefakiran dan dosa-dosa." Coba baca lagi deh kalimat barusan. Ada perkataan "melenyapkan kefakiran" disana. Itu kan mengisyaratka nenambah rejeki. Iya, kan? Dan nyatanya, kalau semua itu kita turuti, maka terbuktilah janji-janji dari Yang Maha Kuasa. Dimana semua berhasil menyehatkan kita dan menambah rezeki kita. Yah, soal beginian, tidak perlulah saya contohkan lagi. Sudah terlalu banyak contoh yang terjadi disekitar kita.
Demikianlah, betapa kanannya sebuah keyakinan. Betapa kanannya sebuah agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar